Jasa Ukir Online – Jasa Ukiran Khas Jepara

kami menerima jasa pengukiran majapahit kuno, mataram, modern eropa dan ukiran khas jepara lainnya serta jasa design ukiran

Posts Tagged ‘ragam hias ukiran klasik’

Perlindungan Mebel Ukir Jepara

Posted by amiruljepara on October 18, 2011

BULAN ini mebel ukir Jepara akan diakui dan dilindungi secara international sebagai produk indikasi geografis (IG), yaitu sebuah produk yang karena karateristtik tertentu dapat menunjukkan asal suatu daerah akibat  faktor lingkungan geografis, berupa pengaruh lingkungan alam (ekosistem), faktor manusia (sosio kultural) atau karena pengaruh kedua-duanya.

Artinya, mebel ukir Jepara telah memperoleh perlindungan hukum atas nama produknya sebagai produk yang berasal dari Jepara, pengakuan atas mutu dan kekhasan produk mebel ukir Jepara serta pengakuan atas tradisi, nilai-nilai pewarisan budaya dan tata cara produksi yang dikembangkan. Karena itu, kekawatiran mebel ukir Jepara diklaim oleh negara lain sebagai produknya, tidak lagi bisa dilakukan.

Pada era globalisasi ini sekat-sekat budaya sudah tidak terbatasi  oleh pembagian teritorial lagi, terjadi interaksi antarwilayah sedemikian dahsyat, sehingga di mana dan kapan saja kita bisa memasuki budaya orang lain. Dampaknya, terjadi persaingan yang semakin ketat pada setiap produk, baik produk yang berbasis industri manufaktur, tradisi ataupun varietas tanaman.

Etika perdagangan global pun diatur dengan UU Hak Kekayaan Intelektual. Sebagai perwujudan dari komitmen bangsa kita yang telah masuk dalam perjanjian WTO, masing-masing negara yang tergabung harus melakukan ratifikasi terhadap Trade Related Aspects of Intelectual Property Rights (TRIPs). Indikasi geografis (IG) sendiri telah diakui dalam perjanjian TRIPs sejak 1994, dan masuk dalam lembaran lampiran  pendirian WTO.

Awalnya, konsep tentang perlindungan hukum IG mulai diformulasikan di Prancis awal abad 20 dengan sebutan apellation of origin. IG mulai menginternational di negara Uni Eropa, dimulai pada perlindungan terhadap produk-produk terkenal di UE seperti anggur, kopi, cokelat dan produk-produk yang menunjukkan ciri identitas lokal.

Indonesia telah melakukan ratifikasi terhadap Perlindungan Indikasi Geografis (IG) dengan dimilikinya UU Nomor 15 Tahun 2001 tentang IG dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor  51 Tahun 2007.

Perlindungan hukum IG adalah  pengembangan hukum merk dalam sistem hukum Hak Kekayaan Intelektual kita, selain hak cipta, paten, rahasia dagang, desain industri, dan sirkuit terpadu.

Perlindungan IG memiliki peranan penting dalam mewujudkan produk-produk lokal yang memiliki karateristik menjadi produk yang mampu bersaing dan bernilai tambah di pasar global.

Karateristik khusus baik akibat pengaruh lingkungan maupun manusia (budaya) dengan perlindungan IG bisa meningkatkan daya saing produk lokal, juga mampu menjaga identitas tersebut dalam percaturan pasar global. Karena itu, banyak negara di dunia mendorong perlindungan  ini, terutama negara-negara berkembang.
Mebel ukir Jepara merupakan produk yang memiliki karateristik.

Produk ini memiliki keunikan akibat talenta yang dimiliki masyarakat secara turun- temurun dan tidak ditemukan di daerah lain. Proses pewarisan keahlian melalui sistem nyantrik merupakan tradisi dan nilai-nilai tersendiri.  Proses pewarisan keahliannya tak ditemukan dalam sistem lembaga formal seperti sekolah.
Sistem Nyantrik Dalam sistem nyantrik seorang ahli ukir yang dipandang senior menerima murid melalui cara pengabdian dan pewarisan nilai-nilai budaya ukir ke cantrik tersebut. Kondisi sosio kultur di Jepara menyebabkan proses nyantrik dapat berkembang dan para ahli ukir kayu mampu melakukan pengembangan diri secara maksimal.

Seorang yang telah belajar ukir terbukti akan mengalami kesulitan berkembang jika mereka berpindah (relokasi) ke daerah lain di luar Jepara, apalagi oleh orang-orang dari luar wilayah Jepara.

Penanda kualitas khusus pada  produk mebel ukir Jepara yang disebabkan oleh manusianya, keahlian, talenta,  dan keterampilan perajin ukir Jepara, tradisi dan lingkungan sosio kultural dapat menjadi alasan diperolehnya perlindungan IG.

Awalnya diragukan karena selama ini produk yang masuk dalam sertifikasi IG cenderung produk yang berasal dari varietas tanaman, lebih pada faktor alam. Misalnya kopi kintamani bali, kopi gayo arabika aceh, lada putih muntok, kopi toraja, ubi cilembu, beras cianjur, dan lada aceh. Untuk membuktikan, tim JIPMUJ telah melakukan kajian historis dan bukti artefak tentang ukir Jepara yang dituangkan dalam buku persyaratan IG.

Alasan lain mebel ukir Jepara mendapat perlindungan IG adalah melihat kondisi di lapangan. Data tahun 2006 menyebutkan jenis industri itu tercatat 3.870 unit dengan total tenaga kerja terserap 59.070 orang. (10)

— Sahli Rais, Koordinator Jepara Indikasi Geografis Produk Mebel Ukir Jepara, Ketua Bidang Advokasi dan Pelayanan HKI Jepara Furniture and Craft Design Centre

sumber : suaramerdeka

Posted in belajar ukir, jepara, mebel, mebel ukir, mebel ukir dijepara, nilai-nilai budaya ukir, pengrajin, pengrajin jepara, pengrajin mebel di Jepara, pengrajin ukir, produk indikasi geografis (IG), produk industri ukir, produk jepara, produk mebel, produk mebel ukir Jepara, produk ukir jepara, seorang ahli ukir, Trade Related Aspects of Intelectual Property Rights (TRIPs) | Tagged: , , , , , , , , | 2 Comments »

Patung hewan Macan Kurung khas jepara

Posted by amiruljepara on October 13, 2011

patung hewan macan kurung jepara

patung hewan macan kurung jepara

MACAN kurung adalah sebuah karya seni ukir khas Jepara yang berkembang sejak zaman RA Kartini dan mengalami kejayaan selama kurang lebih satu abad sesudahnya. Macan kurung muncul di tengah-tengah sistem pemerintahan kolonial dan adat-istiadat budaya feodal. Diduga karya seni ini sebagai ekspresi simbolis perlawanan para perajin ukir atas tekanan hidup yang dirasakan saat itu.

Karya seni itu berbentuk seekor macan yang hidup di dalam sebuah kurungan. Di dalam kurungan terdapat pula bola yang dapat menggelinding dan rantai pengikat macan. Bagian atas kurungan sering diberi berbagai hiasan berbentuk binatang, seperti burung, naga, ular, dan sebagainya.
Karya itu mempunyai keunikan tersendiri dari teknik pembuatannya. Ukiran ini dibuat pada segelondong kayu utuh tanpa dibelah dan tanpa sambungan. Karena keunikan-keunikan inilah macan kurung pernah menjadi primadona pada masa sebelum booming industri mebel ukir Jepara.

Disebut macan kurung Belakanggunung karena karya seni ini lahir dari tangan terampil seniman ukir masyarakat Dukuh Belakang gunung Desa Mulyoharjo Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara.
Belakanggunung merupakan salah satu wilayah yang sangat bersejarah dan paling fenomenal dalam ranah pertumbuhan kerajinan ukir kayu di kabupaten itu. Sebuah mitos keajaiban pahat pusaka dan sejarah perkembangan ukiran Jepara tidak lepas dari dukuh tersebut.
Kegiatan mengukir itu terus tumbuh dan berkembang sampai sekarang sehingga menjadi pilar utama terciptanya kesejahteraan masyarakat setempat. Seni ukir macan kurung Belakanggunung juga menjadi salah satu embrio bagi tumbuhnya sentra seni ukir patung Mulyoharjo yang juga menjadi primadona Kabupaten Jepara.

Namun ketika Belakanggunung telah mengalami kejayaan sebagai sentra seni ukir patung, justru keberadaan macan kurung dewasa ini makin tergeser oleh produk-produk baru. Ibarat mencari jarum dalam tumpukan jerami adalah ungkapan yang paling tepat untuk menggambarkannya.

Tidak diproduksinya macan kurung oleh perajin sekarang bukan karena kerumitan atau kesulitan teknis pembuatannya. Keahlian serta kreativitas perajin muda sekarang dalam membuat ukiran bahkan sering kali lebih hebat dari pendahulunya. Alasan pasarlah yang menjadi faktor utama. Perajin tidak berani membuat stok macan kurung karena rendahnya minat pembeli asing dan daya beli konsumen lokal.
Hak Cipta Dewasa ini macan kurung sudah tidak lagi menjadi primadona, namun geliat pengusungan macan kurung masih sangat terasa. Geliat tersebut nampak dalam berbagai momentum terutama yang dilakuan oleh para seniman, Pemerintah Kabupaten Jepara, media masa, dan publik Jepara.

Sesekali masih ada perajin yang membuat macan kurung walaupun tidak jelas apakah ukiran itu akan terjual atau tidak. Motivasinya bermacam-macam: ada yang mencoba menarik perhatian barang kali ada yang terpikat membeli; sekadar mengoleksi untuk apresiasi bagi pengunjung; ada pula perajin yang bernostalgia dengan kesibukan membuat karya seni itu seperti pada masa kejayaannya dulu.

Strategi kreatif juga masih terus dilakukan perajin. Salah satunya dengan cara mengemas macan kurung menjadi suvenir replika yang lebih simpel dari segi ukuran, bentuk, maupun teknik pembuatannya. Perajin menyederhanakan teknik pembuatan untuk keperluan tertentu, tanpa berbenturan dengan nilai-nilai yang harus dilestarikan. Cara ini diharapkan dapat memperkenalkan kembali macan kurung sebagai ukiran khas yang menginspirasi.

Komunitas seni peran termasuk bagian yang terinspirasi oleh macan kurung. Sebuah kelompok teater bekerja sama dengan Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya sempat mengusung macan kurung sebagai lakon dalam sebuah pementasan kolosal di Jepara, Semarang, dan Jakarta.
Selain itu Pemerintah Kabupaten Jepara tiada henti berupaya melekatkan di hati masyarakat melalui berbagai kegiatan. Seperti yang dilakukan dalam beberapa kali pameran di dalam dan di luar negeri. Pemerintah mencoba menampilkan ukiran macan kurung sekaligus mendemonstrasikan proses pembuatannya.
Upaya hukum dilakukan pada tahun 2008 dengan mendaftarkan bersama dengan puluhan desain ukiran khas Jepara lainnya kepada Dirjen HKI untuk mendapatkan perlindungan hukum atas aset budaya Jepara. Dengan adanya perlindungan hukum terhadap macan kurung maka diharapkan tidak akan terjadi lagi klaim hak cipta dari pihak asing.

Posted in aset budaya Jepara, booming industri mebel ukir Jepara, desain tradisional, design motif ukir, design ukir, design ukir jepara, design ukiran khas jepara, ekspresi simbolis perlawanan para perajin ukir, kabupaten jepara, karya seni, karya tradisional, kerajian ukir, kerajinan kayu, kerajinan ukir, macan kurung, macan kurung dewasa, Patung hewan Macan Kurung khas jepara, pementasan kolosal di Jepara, pemerintah kabupaten jepara, pengrajin, pengrajin ukir, perkembangan ukiran Jepara, seni ukir khas Jepara, sentra industri ukir, sentra ukir patung | Tagged: , , , , , , , , | 1 Comment »

Arsitektur ukir modern eklektisme dan neo-klasik

Posted by amiruljepara on October 13, 2011

Arsitektur Eklektikisme abad XIX
Pada akhir jaman klasik timbul kejenuhan terhadap bentuk, konsep dan norma arsitektur klasik yang sudah merajai dunia arsitektur sejak ribuan tahun sebelumnya. Pada masa itu berkembanglah pola pikir eklektik yang kemudian menyebar ke seluruh dunia melalui penjelajahan dan penaklukan oleh Bangsa Eropa ke seluruh penjuru dunia pada masa colonial dan pasca colonial Eklektik artinya memilih terbaik dari yang sudah ada sebelumnya. Arsitektur Eklektisme adalah aliran memilih, memadukan unsur-unsur atau gaya ke dalam bentuk tersendiri. Arsitek, pemilik bangunan atau keduanya bersama memilih secara bebas, gaya-gaya atau bentuk-bentuk paling cocok dan pantas menurut selera dan status sosio-ekonomi mereka.
Berdasarkan arti katanya sesungguhnya eklektisme sudah sejak Renaisanse dimana elemen Romawi digabung dengan unsur lain dan Romawi mengambil bentuk Yunani digabung dengan unsur lain. Dari segi sejarah cirri pengulangan bentuk lama sering disebut : Post Renaisan, Neo Klasik, dan Kolonial Arsitektur modern perkembangnnya dimulai dengan Eklektisme, selain karena kejenuhan pola klasik lama juga karena semakin banyak pilihan untuk digabungkan atau diulang tetapi da-lam pola, konsep, bentuk baru.
Pada abad XIX bentuk, langgam, konstruksi dan bahan-bahan bangunan dalam arsitektur semakin berkembang bervariasi sehingga pilihan pun semakin banyak. Dalam sejarah perkembangan arsitektur, istilah Eklektisme dipakai untuk menandai ge-jala pemilihan atau pencampuran gaya-gaya pada abad XIX masa berakhirnya Klasikisme, masa awal Modernisme dan bukan pencampuran mau pun perkembangan pada masa sebelumnya.
Eklektisme menandai perkembangan arsitektur abad XIX, dengan ketidakpastian langgam. Pencampuran bentuk menghasilkan langgam tersendiri, memperlihatkan adanya pola pikir akademis, tetapi dalam bentuk yang masih konservatif. Fungsi bangunan disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan yang lebih banyak dibandingkan dengan masa sebelumnya, seperti adanya balai kota; opera; pavilliun; museum; dan lain-lainnya. Arsitektur Eklektikisme pada awal abad XIX mengandung rasa sentimen dan nostalgia pada keindahan langgam masa lampau. Mengulang keindahan unsur-unsur klasik dan dipadukan atau diterapkan secara utuh. Pengulangan kembali secara utuh terkadanga dapat dikatakan Neo-Klasik.
Faktor- Faktor Penyebab Timbulnya Eklektisme
1. Masyarakat sedang cenderung mengalami kejayaan, ratio ekonomi dan imperialisme kaum lapisan tengah, yang disebut sebagai kaum borjuis.
2. Adanya mental penjiplak yang menimbulkan dualisme yang tragis bila mengingat bahwa manusia barat kreatif. Dualisme antara statika bahkan kemacetan cipta karya arsitektur dengan dinamika serta sukses luar biasa dari alam dan teknologi.
3. Ketidaktenteraman ini pada pergantian abad XIX -XX mencari obat dan gerakan gaya yang disebut art noveau .
4. Tugas arsitek terlanjur disempitkan menjadi ahli dekorasi, akhirnya karya-karya arsitektur menjadi tidak berkembang, tidak dihasilkan karya-karya lain tidak monoton.
2.1    Eklektikisme dan Neo-Klasikisme di berbagai Negara
2.1.1 Eklektisme di Inggris
2.1.1  British Museum London (1823-1846); Sir Robert Smirke
Gedung ini digunakan untuk menyimpan koleksi benda-benda kuno dan perpustakaan.
eklektisme dan neo-klasik

eklektisme dan neo-klasik

Dapat dilihat pada gambar bahwa pada bagian depan atau pintu masuk terdapat portico mendukung sebuah pedimen bergaya Romawi dengan kolom-kolom ionic octastyle , menerus berderet hingga sayap kanan dan kirinya.
2. 1. 2 Albert Memorial (1863-1872); London; Sir George Gilbert Scott
albert-memorial

albert-memorial

Albert Memorial monument dibuat untuk memperingati Pangeran Albert yang merupakan suami dari Ratu Victoria.
Monumen ini didominasi konsep gotik. Bagian utama monument ini adalah patung duduk Pangeran Albert diatas sebuah ketinggian pedestal (landasan berbentuk segi empat terbuat dari granit dan marmer, penuh dengan relief yang biasanya digunakan untuk menaruh patung dan pajangan sejak zaman romawi dan yunani kuno); berada dibawah sebuah ciborium (cungkup dengan empat buah kolom bentuk Romawi). Atap cungkup meruncing keatas penuh dengan ornament seperti banyak terdapat pada gereja-gereja Gotik.

Posted in Arsitektur Eklektisme, British Museum London, Neo-Klasikisme, norma arsitektur klasik, Pangeran Albert, Sir Robert Smirke | Tagged: , , , , , , , , | 4 Comments »

Sejarah Ukir Rokoko

Posted by amiruljepara on October 13, 2011

gaya ukiran rakoko

gaya ukiran rakoko

Basilika rokoko di Ottobeuren (Bavaria): secara arsitek kesannya bersatu dan berbondong-bondong dalam hidup

Rococo pertama kali muncul di Perancis pada awal abad 18 sebagai lanjutan gaya barok, tetapi berlawanan dengan tema lebih berat dan warna lebih gelap dari Gaya barok, Rococo ditandai oleh suatu kekayaan, rahmat, suka melucu, dan keringanan. Rococo. Motifnya memusat pada gaya hidup yang aristokratis yang tanpa perlawanan dan roman picisan bukannya pertempuran gagah berani atau figur religius; mereka juga berputar luar dan alam. Dalam pertengahan akhir abad ke 18, rococo di kalahkan oleh gaya Neoclassic.

Arsitektur Rococo merupakan perkembangan lanjut dari arsitektur Barok, di mana bentuk-bentuk yang digunakan masih belum berubah. Contohnya adalah pada kolom-kolom interior Le Camus, Colisee, Champs-Elysees di Paris. Contoh lain adalah gereja Karlskirche (arsitek: Johann Fischer von Erlach; ta-hun penggarapan 1715 to 1737). Disini, bangunan ditonjolkan dengan adanya dua menara kembar di sebelah kanan-kiri portico berkolom gaya hexa-style Korintian. Sehingga kita dapati suatu bentukan entrance yang benar-benar mencolok mata di sini. Bentukan yang terjadi masih dapat dikategorikan sederhana, sedangkan bentukan-bentukan lengkung yang terjadi hanyalah sebagai identitas gaya ber-cirikan Barok-Rococo yang dipakainya. Bangunan Christ Church (arsitek Nicholas Hawksmoor; tahun pengerjaan 1715-1729) berbentuk pukal (massa) geometrik dan balok yang bersahaja, dengan portico beratap lengkung yang bercirikan Georgian yang tercampur dengan gaya khas Barok.

Kata Rococo merupakan suatu kombinasi dari bahsa perancis yaitu Rocaille, atau kerang, dan barocco Italia, atau gaya barok. Dalam kaitan dengan rococo, rokoko melambakngkan cinta, kurva cinta seperti kerang dan fokus pada hiasan bangunan. Beberapa kritikus menggunakan istilah ke yang menyiratkan bahwa gaya rokok adalah sembrono. Sejak pertengahan abad ke 19, istilah rokok telah diterima oleh sejarawan seni. Selagi ada keheningan tentang beberapa perdebatan tentang seni arti historis dari gaya rococo kini secara luas gaya ini dikenali sebagai periode utama di dalam pengembangan seni Eropa.

interior Rokoko, Ruang Kaca dari istana Catherine di Tsarskoe Selo

interior Rokoko, Ruang Kaca dari istana Catherine di Tsarskoe Selo

Istana Solitude di Stuttgart dan Istana Cina di Oranienbaum, gereja Bavarian Wies dan Sanssouci di Potsdam adalah contoh gaya bagunan rokok. Dalam Konteks kontinental itu gaya Rococo secara penuh terkendali, sportif, ajaib, dan dipahat dalam bentuk dekorasi interior ruangan yang abstrak menggunakan cahaya, motif seperti kerang atau dan hiasan yang berbentuk kurva,kesemuanya itu mengisyaratkan bagaimana gaya rokoko dalam arsitektur. Pada bagian dalam ruangan tembok diberi hiasan dan dekorasi yang indah, penuh motif yang aneh dinyatakan dalam material plastik seperti kayu yang diukir dan di atasnya diplester mengunakan semen. Dinding, langit-langit, mebel, dibuat dari bahan metal dan porselin.

Perkembangan Rokoko terlihat pada tampak depan dari katedral Cathedral, Càdiz

Perkembangan Rokoko terlihat pada tampak depan dari katedral Cathedral, Càdiz

Beberapa kritikus arsitektur mengisyaratkan bahwa gaya rokok berkembang dengan cepat pada ujung tahun 1720 dan mulai mempengaruhi bagian dalam dan seni arsitektur seluruh Eropa. dengan berbagai bentuk yang unik dan kaya yang dimilikinya membuat gaya Rococo berkembang tidak hanya di eropa tapi juga di Jerman.
Di Inggris, salah satu lukisan Hoghart membentuk suatu cerita kesusilaan sensasional tentang perkawinan bergelorà, yang diukir degan gaya rokok pada tahun 1745, menunjukkan ruang pawai dari suatu Rumah bergaya London, di mana satu-satunya gaya bangunan yang mempunyai langit-langit dengan gaya rokoko. Tidak hanya pada langit-langit rumah tetapi juga pada furniture seperti meja dan jam dinding. Dengan ciri khas gaya rokoko yang unik, sedikit tidak terkendali dan berantakan.

Desain meja gaya rokoko oleh Juste-Aurèle Meissonnier, Paris tahun 1730

Desain meja gaya rokoko oleh Juste-Aurèle Meissonnier, Paris tahun 1730

Tokoh arsitektur Rococo adalah seniman Italian-Swiss seperti Bagutti dan Artari sedangkan arsitek James Gibbs, dan saudara kali-lakinya Franchini bekerja di Irlandia sebagai arsitek dekorasi rumah gaya rokoko. Gaya rokoko ini biasa ditemukan juga di Versailles, dan gaya ini membentang di sepanjang paris terutama Hôtel Soubise. Di Negara Jerman, Perancis dan seniman Jerman ( Cuvilliés, Neumann, Knobelsdorff, dll.) juga mendembangkan gaya rokoko. Beberapa tempat berkembangnya gaya rokoko adalah Amalienburg dekat Munich, dan perbentengan Würzburg, Potsdam, Charlottenburg, Brühl, Bruchsal, Kesunyian ( Stuttgart), dan Schönbrunn.

Posted in Arsitektur Rococo, Desain meja gaya rokoko, kayu yang diukir dan di atasnya diplester, mebel, mebel set, Rococo, Ruang Kaca dari istana Catherine di Tsarskoe Selo, Tokoh arsitektur Rococo | Tagged: , , , , , , , , | Leave a Comment »

Sejarah Ukir Baroque

Posted by amiruljepara on October 13, 2011

Baroque merupakan istilah untuk mengkategorikan perkembangan peradaban manusia (termasuk seni) dalam sebuah era yang terjadi di Eropa. Sekitar tahun 1600-1750, gerakan ini terjadi. Oleh karena itu, merupakan bagian akhir dari zaman renaisance dan merupakan awal gerakan protestantism yang terjadi di Jerman bagian utara dan Belanda. Baroque mempunyai arti mutiara pelengkap yang bentuknya tidak teratur atau tidak simetris. Dalam hal ini, karya-karya seni yang tercipta pada zaman baroque juga merupakan cerminan keadaan zaman tersebut sehingga memiliki ciri-ciri khusus yang tentunya berbeza dengan corak seni pada zaman-zaman sebelumnya. Menurut Barnes, corak seni baroque mengandung unsur tekanan yang kuat, kekuatan emosi, dan sesuatu yang elegan (Barnes, 2005).

Arsitektur baroque mempunyai ciri-ciri tersendiri. Menurut Sullivan (2005), bahwa karateristik seni Baroque terbentuk dari beberapa unsur, seperti sense of movement, energy dan tension. Salah satu teknik visualisasi yang terkenal pada zaman baroque adalah teknik chiaroscuro yang digunakan oleh seorang pelukis Belanda yang bernama Rembrandt Harmenszoon van Rijn. ciri visual yang melekat pada corak seni Baroque adalah kontras cahaya (gelap-terang) yang dominan dan menghasilkan kesan dramatis pada lukisan. Baroque juga memiliki beberapa karakteristik diantaranya naves yang zaman sebelumnya panjang dan sempit digantikan oleh bentuk yang lebih lebar dan sirkular, penggunaan cahaya secara dramatis, kaya akan ornamen, langit-langit yang dipenuhi fresco (wall painting) dalam skala besar, facade eksternal yang memiliki karakter proyeksi terpusat yang dramatis, interior seringkali tidak lebih dari tempat bagi lukisan dan patung ukiran.

Beberapa kota yang menganut aristektur Baroque memiliki fungsi sebagai tempat ibadah (San Benedetto, Catania), sebagai pusat pemerintahan, tempat ziarah dan tempat pusat interaksi kegiatan masyarakat baik formal maupun informal. Ada beberapa tokoh dalam seni baroque yaitu :

  • Michelangelo Merisi Dacaravagio. Beliau menggunakan karateristik seni design dengan menganalogikan ukiran dengan simetris tubuh manusia.
  • Francesso Borromini. Beliau mempunyai karakteristik seperti florid, bergaya ekspansive, designnya cenderung lebih memperhatikan bentuk geometric daripada proporsi skala manusia dan pencahayaan. Contoh hasil karyanya adalah katerdal San Carlo Alle Quatro Fontane, Roma dan San Ivo della Sapienza, Roma.
  • Giovanni Lorenzo bernini. Beliau menggunakan gabungan antara arsitektur, lukisan dan ukiran dengan bentuk yang dinamis. Salah satu rancangannya adalah Piazza Navona di Roma, Italia dan Santo Andre al Quirinale.
  • Rembrandt Harmenszoon van Rijn. Beliau menggunakan teknik yang dikenal dengan sebutan chiaroscuro yang berasal dari dua kata dalam bahasa Italia yaitu kata chiaro yang berarti terang, dan oscuro yang berarti gelap.

Beberapa negara di dunia menganut seni Baroque untuk arsitektur bangunannya seperti Perancis, Spanyol, Jerman dan Inggris. contohnya :

Istana Versailles, Perancis

Istana Versailles, Perancis.

Istana Versailles merupakan bangunan istana terbesar dalam sejarah seni Arsitektur French Baroque. Di areal seluas 18 km persegi di barat daya Paris, kompleks istana ini berdiri megah dengan luas 250 meter persegi. Istana ini dibangun oleh Louis XIV untuk mengenang ayahnya Raja Louis XIII.

Posted in Baroque, corak seni Baroque, karya seni yang tercipta pada zaman baroque, lukisan dan ukiran, patung ukir, seni Arsitektur French Baroque, seni ukir, ukiran dengan simetris tubuh manusia, zaman renaisance | Tagged: , , , , , , , , | 1 Comment »